Pabrik Semen Di Manggarai Timur (Matim), Alasan PAD Versus Modal Hari Tua - Perangkat Mengajar Katolik SMA/SMK

Pabrik Semen Di Manggarai Timur (Matim), Alasan PAD Versus Modal Hari Tua

Janji investor yang akan membantu 80 milyar Pendapatan Asli Daerah (PAD) Matim setiap tahun bagaikan angin surga. Daerah yang terkategori daerah dengan PAD minim di propinsi NTT ini akan berada sejajar dengan daerah lain yang berada pada level mapan.

Dengan 80 milyar Pemda Matim bisa berangan-angan membangun infrastruktur. Pendek kata 80 milyar pertahun mendatangkan banyak mimpi, termasuk mimpi penggendutnya rekening bagi beberapa oknum rakus.

Ketergiuran Pemda Matim akan tawaran tambahan 80 milyar PAD menyisahkan banyak tanya, antara lain apakah hanya dengan menyetujui pembangunan pabrik semen kita bisa mengkatrol PAD? Bagaimana kemudian ketika pabrik semen itu telah selesai beroperasi? Bukankah PAD kita akan kembali seperti PAD yang sekarang ini? Apakah Pemda Matim tidak memikirkan cara lain untuk peningkatan PAD?

Ritual adat
Ritual adat masyarakat
Kampung Mbata, Manggarai Timur
(foto: Paulus S. Nokar)

Daerah Matim sangat potensial untuk meningkatkan PAD. Sebut saja satu contoh kecil untuk pemasaran komoditas pertanian seperti kopi. Kalau Pemda Matim pandai mengelola maka kita akan mendapat penambahan PAD sampai anak cucu kita, bukan sementara seperti pabrik semen. Yang berikutnya pemberdayaan pengusaha kecil dan menengah. Dengan memberdayakan pengusaha kecil dan menengah maka perputaran uang akan makin cepat sehingga memberikan dampak signifikan terhadap laju perkembangan ekonomi Manggarai Timur.

Kehadiran pabrik semen di Matim membawa serta berbagai ancaman baik untuk masyarakat maupun untuk lingkungan. Pabrik semen merupakan penghasil polusi udara terbesar, merusak struktur tanah dan menghilangkan sumber/mata air. Air limbah pabrik semen yang sudah tercemar logam berat akan merusak keseimbangan  ekosistem air yang pada gilirannya akan berpengaruh pada lahan persawahan atau perkebunan sekitar.

Sementara untuk harapan atau mungkin janji penyerapan tenaga kerja, itu adalah isapan jempol belaka; karena setiap karyawan yang dipekerjakan dipabrik semen itu memiliki persyaratan keahlian khusus yang tidak dimiliki oleh masyarakat sekitar. Kalau alasan pemerintah saat ini untuk memenuhi kebutuhan semen nasional, itu tidak mungkin, karena justru produksi semen nasional mengalami surplus. 

Tetapi yang jelas 'kengototan' Pemda Matim dan pemprof NTT untuk mendirikan pabrik semen itu memiliki tujuan khusus yakni untuk isi kantong dengan alasan macam-macam. Yang paling ironis, bupati Andreas Agas mengatakan bahwa kalau pabrik semen di matim Jadi dibuka itu bisa menjadi salah satu obyek wisata (Wisata debu maksudnya?).

Sekarang kalau Pemda Matim itu pro-rakyat, maka pembangunan pabrik semen segerah dihentikan, kecuali ketika Pemda (bupati dan wakil bupati khusus) merasa tidak memiliki kesempatan untuk menang dan  berkuasa di lima tahun kedua nanti, maka pembangunan pabrik semen menjadi kesempatan mengumpul modal dihari tua nanti, dan ingat antusiasme Pemda Matim menyambut pembangunan pabrik semen saat ini adalah awal kehancuran lingkungan dan generasi Manggarai Timur nantinya.


*)Penulis Paulus S. Nokar, Alumnus Universitas Negeri Malang


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pabrik Semen Di Manggarai Timur (Matim), Alasan PAD Versus Modal Hari Tua"

Posting Komentar